Setuju atau tidak? suka atau tidak? itu yang ada dalam benak pikiran anak SMK ketika anak SMK yang seringkali dipandang sebelah mata. Ciyan, ya? Anak SMK malah selalu ditanya, “Kenapa masuk SMK, sih?” pertanyaan yang suka bikin Nyesek pake banget, masalahnya kalau anak SMK dikira masuk SMK karena nggak lolos masuk SMA idaman. SMK dianggap sebagai pacar pelarian, karena cintanya yang ditolak SMA idaman, di dramatisir deh sampe masuk FTV SC*V ahihi...ahihihihi... :D
Mungkin ada anak SMK yang begitu, tapi nggak semua, sob. Saya adalah salah satu lulusan SMK yang menikmati masa-masa bersekolah di sana. Dan menurut saya, berikut adalah 10 hal unik yang cuma dirasakan anak SMK.
1. Harus langsung pilih jurusan, dan langsung ditodong tes masuk yang susah!
Anak SMK
memang sudah harus menentukan jurusannya sejak awal masuk sekolah.
Setelah menentukan jurusan pun, mereka harus menjalani berbagai ujian
masuk yang susah dan kompetitif, apalagi kalau mau masuk SMK favorit. Beberapa
diantaranya adalah ujian tertulis, tes tinggi badan (untuk jurusan
Perhotelan), tes kesehatan termasuk tes buta warna (untuk jurusan Tata
Busana) dan tes alergi (untuk jurusan Tata Boga), wawancara, serta
psikotes kepribadian minat dan bakat. Biasanya rangkaian ujian ini
dilakukan oleh SMK yang sangat mementingkan kompetensi lulusannya.
2. Cuma belajar pelajaran IPA, IPS, Bahasa dan Komputer secara mendasar, tetapi pulang sekolahnya tetap aja jam 6 sore.
Di SMK,
materi pelajaran umum seperti IPA, IPS, Bahasa dan Komputer nggak
sebanyak di SMA. Bahkan mata pelajaran umum tersebut cuma dipelajari
dasar-dasarnya aja, nggak sampai mendalam. Kenapa? Karena fokus anak SMK
adalah mata pelajaran produktif jurusannya masing-masing. Misalnya,
anak Tata Boga ya fokusnya belajar masak. Jadi, anak
SMK tetap baru pulang sekolah jam enam sore, sob. Capek otak, capek
fisik, capek semuanya, deh. Tapi, sisi postifinya, mental anak SMK jadi
seperti baja. Ketempa abis!
3. Punya seragam praktek yang keren dan Instagram-able
Setiap
jurusan di SMK punya seragam praktek yang berbeda-beda. Jadi kalau
anak-anak SMK berbagai jurusan berkeliaran di sekolah dengan seragam
praktek masing-masing, mereka suka berasa bangga mewakili jurusannya.
Foto-foto Instagram siswa SMK pun jadi “rame”, karena kostumnya nggak
hanya seragam putih abu-abu.
4. Bisa berkarya sepuasnya di mata pelajaran produktif
Di SMK,
meskipun mata pelajaran produktif bisa menghabiskan tiga sampai empat
jam per hari, murid-muridnya tetap semangat mempelajarinya, karena
mereka senang bisa berkarya sepuasnya. Kadang mereka malah bisa ngejual
karya prakteknya ke teman-teman yang beda jurusan. Misalnya, anak Tata Boga bisa ngejual cupcake-nya
ke anak Tata Busana, sementara anak Tata Busana bisa ngejual baju karya
mereka ke anak Tata Boga. Bagi anak SMK, latihan jadi entrepreneur dimulai dari muda, sob!
5. Berkesempatan merasakan Praktek Kerja Industri (Prakerin)
Anak-anak SMK
biasanya wajib ikut sebuah program bernama Praktek Kerja Industri
(Prakerin) selama tiga bulan. Kurang lebih seperti magang atau Kuliah
Kerja Nyata, gitu. Jadi selama tiga bulan tersebut, mereka nggak
sekolah, tetapi bekerja. Kerja beneran gitu, lho, sob, dan musti
ngerasain ketemu klien, dimarahin bos dan (untungnya) digaji. Persis
seperti di dunia kerja sesungguhnya.
6. Merasakan ujian dobel
Di SMK, Ujian
Akhir Nasional tetap harus diikuti. Namun setelah UAN, anak SMK masih
harus melewati ujian kompetensi. Sebagai contoh, siswa SMK jurusan Tata
Busana harus bikin fashion show sendiri, lho! Ujian kompetensi ini juga akan menentukan kelulusan siswanya *lap keringat*
7. Punya kemampuan yang lebih praktikal
Anak SMK sudah pasti punya kemampuan praktikal sesuai jurusannya masing-masing. Saking skilful-nya, kadang-kadang siswa SMK kelas tiga sudah mulai nerima pekerjaan freelance
sesuai keahlian masing-masing, lho. Ada yang nerima pembuatan kebaya,
pesanan katering, bahkan ada yang sudah diminta untuk mengurus
administrasi dan kesekretariatan di kantor kecil.
8. Lomba Kompetensi Siswa
Setiap tahun,
Dikti mengadakan Lomba Kompetensi Siswa untuk siswa SMK, dan ini adalah
ajang yang sangat dinantikan oleh siswa SMK se-Indonesia Raya. Jadi,
para pelajar SMK di setiap kota di Indonesia akan disaring sesuai
jurusannya masing-masing. untuk ikutan lomba kompetensi ini. Skalanya
nasional, lho, bahkan global! Dan pemenangnya, akan lebih mudah jika
ingin mengambil sertifikasi kompetensi yang setara dengan Diploma 1.
Seru ‘kan? Ajang ini makin terasa seru, karena pesertanya jadi bisa
ketemu kontingen dari berbagai wilayah.
9. Kalau mau kuliah lagi, ya tinggal kuliah aja!
SMK memang dirancang agar lulusannya bisa langsung terjun ke dunia kerja. Tapiii kalau seorang lulusan SMK ujung-ujungnya mau lanjut kuliah, ya kuliah ajaaa… SMK nggak pernah memberatkan lulusannya untuk meneruskan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, kok. Trus, kalau
lulusan SMK mau ngambil jurusan kuliah yang nggak nyambung dengan
jurusan SMK-nya, ya nggak apa-apa juga. Ilmu spesialisasi yang ia dapat
saat sekolah di SMK nggak akan jadi sia-sia, kok.
10. Punya teman-teman yang suportif dalam mengerjakan tugas
Berbeda
dengan kebanyakan SMA, di SMK nggak ada sistem ranking. Yang ada cuma
nilai standar untuk lulus mata pelajaran produktif. Sehingga murid-murid
SMK akan saling bahu membahu untuk lulus bareng. Malah biasanya,
anak-anak SMK sangat solider dan nggak mungkin membiarkan temannya
terpuruk sendirian dalam mengerjakan tugas. Dan jaman saya bersekolah dulu, saya dan teman-teman nggak pernah menilai seseorang bodoh atau pintar, tetapi passionate atau nggak. Sejujurnya, nih, tanpa teman-teman SMK saya, I am nothing. So yes, saya sayaaaaang banget sama teman-teman SMK saya!
(sumber foto: Berita Daerah, Solo Pos, Tumblr, Photobucket)
http://www.youthmanual.com/post/dunia-kuliah/jurusan-dan-perkuliahan/10-hal-unik-yang-cuma-dirasakan-anak-sekolah-menengah-kejuruan
0 Comments
Posting Komentar